Perkembangan
Mengenai E-commerce Di Indonesia
Indonesia menjadi
salah satu negara yang memiliki kisah sukses terbaik. Meskipun pernah
menghadapi gejolak ekonomi dalam Krisis Keuangan 1997, Indonesia saat ini
adalah salah satu negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.
Fokus utama ekonominya adalah ekspor barang-barang seperti tekstil, mobil,
peralatan listrik, minyak, dan gas.
Akhir-akhir ini pun, pertumbuhan ekonomi
digital Indonesia juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pertumbuhan negara. Diperkirakan, akan ada 50 juta pengguna internet baru di
Indonesia setiap 5 tahunnya. Mengapa? Karena Indonesia termasuk negara dengan
pengguna sosial media tertinggi di dunia.
Menurut laporan McKinsey,
sektor e-commerce Indonesia sudah menghasilkan lebih
dari 5 miliar dolar dari bisnis formal e-tailing dan
lebih dari 3 miliar dolar dari perdagangan informal. Di Indonesia, bisnis e-tailing contohnya
adalah Tokopedia, Bukalapak, JD.id, Lazada, dan Shopee. Sebaliknya, perdagangan
informal melibatkan pembelian dan penjualan barang melalui cara tidak resmi
seperti penggunaan sosial media dan platform pengiriman
pesan seperti WhatsApp dan Facebook. Hal seperti ini di Indonesia biasa disebut
sebagai online shop.
Tidak seperti di negara
lain, perdagangan informal atau perdagangan sosial berkembang pesat di
Indonesia. Bahkan, menurut data terbaru, perdagangan sosial menyumbang 40% dari
semua penjualan e-commerce di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa
banyak pemain e-commerce besar seperti Tokopedia dan Lazada
belum sepenuhnya menembus pasar e-commerce di
negara ini.
Di antara alasan e-commerce mengalami
peningkatan yang begitu cepat di Indonesia salah satunya adalah adanya
peningkatan yang cepat dari penggunaan smartphone. Smartphone jauh
lebih terjangkau dibandingkan komputer dan laptop yang membuatnya mudah diakses
oleh sebagian besar orang Indonesia. Ada sekitar 70% pengguna
internet negara ini adalah pengguna smartphone.
Laporan McKinsey menyoroti bahwa hampir 75% pembeli online di
Indonesia menggunakan smartphone.
Di sisi lain, pertumbuhan perdagangan
informal dapat dikaitkan dengan muda-mudi Indonesia yang mengerti digital.
Statistik menunjukkan bahwa anak muda Indonesia adalah pengguna sosial media
yang rajin. Negara ini memiliki jumlah pengguna Facebook terbesar keempat di
dunia dengan 122 juta orang dan memiliki salah satu populasi terbesar pengguna
Instagram. Indonesia juga merupakan negara terbesar kelima dalam hal pengguna
Twitter. Dengan begitu banyak pengguna sosial media, tidak mengherankan terjadi
perdagangan informal yang besar di negara ini.
Sektor e-commerce Indonesia
sedang berkembang, jumlah penjual online di Indonesia meningkat dua kali lipat setiap tahun selama tiga tahun
terakhir dan mencapai total 4,5 juta penjual aktif di tahun 2017. Sekitar 99%
di antaranya adalah usaha mikro dan setengahnya merupakan bisnis online saja
tanpa ada toko fisik.
Sementara itu, e-commerce di Indonesia akan semakin besar ke
depannya. Pasar e-commerce Indonesia diproyeksikan tumbuh
delapan kali lipat dari 2017 hingga 2022 dengan total belanja electronic tail yang meningkat dari 5 miliar dolar menjadi 425 miliar dolar.
Pengeluaran social commerce diperkirakan akan tumbuh dari 3
miliar dolar menjadi 15 miliar hingga 25 miliar dolar. Seiring dengan semakin
banyaknya digitalisasi yang diperkirakan akan terus terjadi, ekonomi digital
dapat menjadi salah satu pilar utama perekonomian Indonesia di masa depan. Hal
ini tentu dapat menjadi peluang yang baik bagi tiap marketer untuk
memulai bisnisnya dengan e-commerce.
Subscribe newsletter kami di
sini untuk mendapatkan tips & perkembangan seputar email
marketing gratis. Baca juga artikel-artikel lain di blog
MTARGET dan jangan lupa bergabung di channel Telegram
MTARGET untuk informasi lainnya seputar MTARGET dan
berita-berita terbaru.
(H.A)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar