BEBERAPA CONTOH DAN APLIKASI E-COMMERCE
e-Commerce
E-commerce (perdagangan elektronik),
adalah kegiatan jual beli barang/jasa atau transimisi dana atau data
melalui jaringan elektronik, terutama internet.
Namun
kini e-commerce telah
mengalami berbagai macam perkembangan, mulai dari fungsi sampai jenis-jenis
e-commerce yang berbagai macam.
Setidaknya
ada tujuh jenis dasar e-commerce atau bentuk bisnis e-commerce dengan
karakteristik berbeda:
- Business-to-Business
(B2B)
- Business-to-Consumer
(B2C)
- Consumer-to-Consumer
(C2C)
- Consumer-to-Business
(C2B)
- Business-to-Administration
(B2A)
- Consumer-to-Administration
(C2A)
- Online-to-Offline
(O2O)
Mari kita
bahas satu-persatu:
1.
Business-to-Business (B2B)
B2B e-commerce meliputi
semua transaksi elektronik barang atau jasa yang dilakukan antar perusahaan.
Produsen dan pedagang tradisional biasanya menggunakan jenis e-commerce ini.
Umumnya e-commerce dengan
jenis ini dilakukan dengan menggunakan EDI (Electronic Data Interchange)
dan email dalam proses pembelian barang dan jasa, informasi dan konsultasi,
atau pengiriman dan permintaan proposal bisnis.
EDI (Electronic
Data Interchange) adalah proses transfer data yang terstruktur, dalam
format standar yang disetujui, dari satu sistem komputer ke sistem komputer
lainnya, dalam bentuk elektronik.
Contoh
website e-commerce B2B adalah Bizzy dan Ralali.
Bizzy
merupakan eCommerce pertama yang memiliki konsep B2B atau
Business To Business di Indonesia. Bizzy menyediakan solusi bagi perusahaan
yang memiliki masalah dalam hal pengadaan suplai dan jasa kebutuhan bisnis.
Produk yang
disediakan oleh Bizzy antara lain, Office Supplies (ATK),
Elektronik, Pantry dan lain-lain.
Ralali adalah salah satu perusahaan B2B eCommerce Indonesia yang menjual
produk-produk MRO (Maintenance, Repair, and
Operational).
Dengan perusahaan PT. Raksasa Laju Lintang yang telah aktif sejak 2013,
Ralali menyedian berbagai macam kebutuhan otomotif, alat ukur, GPS, dan
peralatan listrik lainnya.
2. Business-to-Consumer (B2C)
B2C adalah jenis e-commerce antara
perusahaan dan konsumen akhir. Hal ini sesuai dengan bagian ritel dari
e-commerce yang biasa dioperasikan oleh perdagangan ritel tradisional.
Jenis ini bisa lebih mudah dan dinamis, namun juga lebih menyebar secara
tak merata atau bahkan bisa terhenti.
Jenis e-commerce ini
berkembang dengan sangat cepat karena adanya dukungan munculnya website serta
banyaknya toko virtual bahkan mal di internet yang menjual beragam kebutuhan
masyarakat.
Sementara di negara maju seperti Amerika sudah banyak kisah sukses e-commerce yang berhasil dibidang ritel
online.
Jika dibandingkan dengan transaksi ritel
tradisional, konsumen biasanya memiliki lebih banyak informasi dan harga yang
lebih murah serta memastikan proses jual beli hingga pengiriman yang cepat.
Beberapa website di Indonesia yang menerapkan e-commerce tipe
ini adalah Bhinneka, Berrybenka dan Tiket.com.
Jenis e-commerce ini
biasa digunakan oleh penjual atau produsen yang serius menjalankan bisnis dan
mengalokasikan sumber daya untuk mengelola situs sendiri.
3. Consumer-to-Consumer (C2C)
C2C merupakan jenis e-commerce yang
meliputi semua transaksi elektronik barang atau jasa antar konsumen. Umumnya
transaksi ini dilakukan melalui pihak ketiga yang menyediakan platform online untuk melakukan
transaksi tersebut.
Beberapa contoh penerapan C2C dalam website di Indonesia adalah Tokopedia,
Bukalapak dan Lamido. Disana penjual diperbolehkan langsung berjualan barang
melalui website yang telah ada.
Namun ada juga website yang menerapkan jenis C2C dan mengharuskan penjual
terlebih dulu menyelesaikan proses verifikasi, seperti Blanja dan Elevenia.
4.
Consumer-to-Business (C2B)
C2B adalah jenis e-commerce dengan
pembalikan utuh dari transaksi pertukaran atau jual beli barang secara
tradisional. Jenis e-commerce ini
sangat umum dalam proyek dengan dasar multi sumber daya.
Sekelompok besar individu menyediakan layanan jasa atau produk mereka bagi
perusahaan yang mencari jasa atau produk tersebut.
Contohnya adalah sebuah website dimana desainer website menyediakan
beberapa pilihan logo yang nantinya hanya akan dipilih salah satu yang dianggap
paling efektif.
Platform lain yang umumnya
menggunakan jenis e-commerce ini
adalah pasar yang menjual foto bebas royalti, gambar, media dan elemen desain
seperti www.istockphoto.com.
contoh lainnya adalah www.mybloggerthemes.com,
sebuah website yang menjual ragam template blog
dari berbagai pengembang template.
Pembuat template dapat
mengupload template yang dibuatnya pada link yang telah disediakan oleh MBT,
kemudian MBT akan menjual template yang
telah di upload dan berbagi keuntungan dengan pembuat template.
5. Business-to-Administration (B2A)
B2A adalah
jenis e-commerce yang mencakup semua transaksi yang dilakukan
secara online antara perusahaan dan administrasi publik.
Jenis e-commerce ini
melibatkan banyak layanan, khususnya di bidang-bidang seperti fiskal, jaminan
sosial, ketenagakerjaan, dokumen hukum dan register, dan lainnya.Jenis e-commerce ini
telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir dengan investasi yang dibuat
melalui e-government atau pihak pemerintah.
Beberapa
contoh website administrasi publik yang menerapkan B2A adalah www.pajak.go.id, www.allianz.com dan www.bpjs-online.com.
Disana perusahaan dapat melakukan proses transaksi atas jasa yang mereka
dapatkan langsung kepada pihak administrasi publik.
Perusahaan
diharuskan untuk mengisi sejumlah persyaratan terlebih dahulu sebelum
mendapatkan layanan dan baru diteruskan dengan proses transaksi.
6. Consumer-to-Administration (C2A)
Jenis C2A meliputi
semua transaksi elektronik yang dilakukan antara individu dan administrasi
publik.
Contoh area
yang menggunakan jenis e-commerce ini adalah :
- Pendidikan
– penyebaran informasi, proses pembelajaran jarak jauh, dan lainnya
- Jamsostek
– penyebaran informasi, pembayaran, dan lainnya
- Pajak –
pengajuan pajak, pembayaran pajak, dan lainnya
- Kesehatan
– janji pertemuan, informasi mengenai penyakit, pembayaran layanan
kesehatan dan lainnya
Contoh penerapan C2A sama dengan B2A, hanya saja pembedanya ada pada pihak individu-administrasi publik dan perusahaan-administrasi publik.
Model B2A dan C2A sama-sama terkait dengan gagasan efisiensi dan kemudahan
penggunaan layanan yang diberikan untuk masyarakat oleh pemerintah, juga dengan
dukungan teknologi informasi dan komunikasi.
7. Online-to-Offline (O2O)
O2O adalah jenis e-commerce yang
menarik pelanggan dari saluran online untuk toko fisik. O2O mengidentifiaksikan
pelanggan di bidang online seperti email dan iklan internet, kemudian
menggunakan berbagai alat dan pendekatan untuk menarik pelanggan agar
meninggalkan lingkup online.
Walaupun sudah banyak kegiatan ritel tradisional dapat digantikan oleh e-commerce, ada unsur-unsur dalam
pembelanjaan fisik yang direplikasi secara digital. Namun ada potensi integrasi
antara e-commerce dan belanja
ritel fisik yang merupakan inti dari jenis O2O.
Hanya karena ada bisnis tertentu yang tidak memiliki produk untuk dipesan
secara online, bukan berarti internet tak dapat memainkan perannya dalam hampir
semua bisnis.
Contohnya, sebuah pusat kebugaran tidak akan bisa didirikan di ruang tamu
rumah Anda, namun dengan menggunakan layanan O2O yang disediakan perusahaan
seperti Groupon Inc, pusat kebugaran tersebut bisa menyalurkan bisnis offline
nya menjadi online.
Beberapa perusahaan besar dengan pertumbuhan yang cepat seperti Uber dan
Airbnb juga menjalankan bisnis mereka dengan jenis O2O.
Beberapa website di Indonesia yang menerapkan jenis O2O adalah Kudo dan MatahariMall.
Seperti yang dilakukan oleh perusahaan ritel besar di Amerika, Walmart.
Kini melalui website seperti tersebut Anda bisa masuk ke dalam toko,
mengambil dan membayar barang yang dibeli, bahkan mengembalikan barang ketika
terjadi kesalahan.
Kelebihan E-Commerce
Tidak sedikit kelebihan yang bisa Anda dapatkan melalui e-commerce. Salah satu keuntungan utama
dari e-commerce adalah kemampuannya untuk menjangkau pasar global, tanpa harus
menyiratkan investasi keuangan yang besar.
Penjualan ritel online di Amerika meningkat 15% sejak tahun 2013, dan
diharapkan bisa mencapai USD 370 milyar pada akhir 2017. Bahkan beberapa e-commerce
di Amerika sukses di pasar ritel online dengan strategi
pemasaran mereka.
Produk dan layanan bervariasi
Batas dari tipe perdagangan ini tidak didefinisikan secara geografis
sehingga memungkinkan Anda untuk membuat pilihan secara luas, memperoleh
informasi yang dibutuhkan dan membandingkan penawaran dari semua pemasok atau
pihak penyedia barang/jasa terlepas dari lokasi mereka.
Mempersingkat rantai distribusi
Dengan memungkinkan jalannya interaksi dengan konsumen akhir, e-commerce
memperpendek rantai distribusi produk atau bahkan justru menghilangkannya.
Dengan cara ini, saluran langsung antara produsen atau penyedia layanan
dan pengguna akhir memungkinkan mereka untuk menawarkan produk atau jasa yang
sesuai dengan target pasar.
Pembayaran lebih mudah
Selain itu, dengan berkembangnya
sistem pembayaran yang ada saat ini sangat memudahkan transaksi e-commerce.
Brand lebih dekat dengan konsumen
E-commerce memungkinkan
brand untuk lebih dekat dengan pelanggan mereka, sehingga meningkatkan
produktivitas dan daya saing bagi perusahaan.
Peningkatan kualitas layanan
Dengan demikian, konsumen diuntungkan dengan peningkatan kualitas layanan,
kedekatan yang lebih ‘intim’, serta dukungan pra dan pasca penjualan yang lebih
efisien.
Belanja kapan saja
Dengan banyaknya bentuk aktifitas perdagangan elektronik baru, Anda dapat
berbelanja melalui toko virtual kapanpun yang Anda mau.
Efisiensi biaya
Pengurangan biaya adalah keuntungan penting lainnya yang terkait dalam
dunia e-commerce. Semakin umum proses bisnis tertentu,
maka semakin besar tingkat keberhasilannya. Hal itu menghasilkan pengurangan
biaya administrasi yang signifikan.
Kekurangan E-Commerce
Beberapa kelemahan utama dari e-commerce adalah
sebagai berikut:
- Ketergantungan yang sangat kuat
pada teknologi informasi dan komunikasi
- Kurangnya undang-undang yang
memadai untuk mengatur kegiatan e-commerce, baik nasional maupun
internasional
- Budaya pasar yang menolak
perdagangan elektronik (pelanggan tidak bisa menyentuh atau mencoba
produk)
- “Hilangnya” privasi, cakupan
wilayah, serta identitas dan perekonomian negara
- Rawannya melakukan transaksi bisnis
online
- Warna dan kualitas produk yang dijual belum tentu sama antara foto yang ditampilkan di website dengan produk asli